Langsung ke konten utama

KEWAJIBAN MENYEBUT SANNAD THORIQOT


Ketahuilah bahwa barang yag tidak mengenal ayah dan nenek moyangnya dalam Thoreqat, ia ditolak tidak diakui. Perkataan merupakan suatu keterangan yang tidak diterima, bahkan ia dianggap bukan keturunan ayahnya, sehingga ia termasuk kdalam sabda Rosululloh SAW :

“ Dilaknat oleh Alloh barang siapa yang berketurunan tidak dari ayahnya”

Berkata syekh sya’rani r.a dalam kitab Al-Anwarul Qudsiyah

“ Telah Sepakat Ulama-ulama Thoriqot tentang wajibnya mengambil seorang manusia menjadi syekhnya yang memberi petunjuk kepadanya mengenai usaha menghilangkan segala sifat-sifat yang mencegah dia dekat kepada Tuhannya dengan hatinya agar syah sholatnya. Perkara ini termasuk dalam pokok aturan hukum “ Sesuatu yang tidak sempurna wajib melainkan dengan dia, maka sesuatu itu wajib hukumnya ”. Sesuatu perkara yang tidak ragu-ragu bahwa mengobati penyakit bathin itu wajib hukumnya, sebagaimana yang tersebut keterangnya dalam banyak hadist dan firman Tuhan, diantaranya seperti tersebut di bawah ini “.

Firman Alloh SWT :

“ Orang-orang yang kafir itu dalam hatinya ada penyakit, Alloh menambah-nambah punya penyakit itu lagi, dan bagi mereka disediakan azab yang maha pedih karena kedustaanya”. ( QS:Al-Baqorah : 10 )

Dalam firman yang lain Alloh SWT berfirman :

“ Adapun orang-orang yang dalam hatinya ada penyakit ( Syak Wasangka), maka bertambah kotor diatas kotorannya, serta mereka meninggal dunia dalam kekafirannya “.( QS.At-Taubah : 125 )

Dalam firman yang lain Alloh SWT berfirman :

“ Oleh karena itu hapuslah dosa yang lahir maupun yang bathin “.

Maka ketahuilah olehmu, bahwa tiap-tiap orang yang tidak mempunyai syekh ( Mursyid ) yang memberi petunjuk kepada jalan keluar dari sifat-sifat tersebut maka dianggap ma’siat bagi Alloh dan Rosulnya, karena ia tidak dapat petunjuk mengenai jalan mengobatinya. Meskipun ia mengerjakan segala perkara yang bersifat taqlief tidaklah bermanfa’at dengan tidak ada guru atau Syekh, sebagaimana ia tidak beroleh manfa’at kalu ia menghapal seribu buku.

Orang salaf yang hidup dalam kurun Nabi, sahabat dan Tabi’in semuanya sependapat bahwa orang yang demikian itu tidak termasuk perhitungan golongannya, tidak boleh memberikan talqin dzikir dan tidak boleh menerangkan sesuatu tentang thoriqot karena dalam thoriqot itu ada rahasianya, hakikatnya yaitu mengikat hati setengah sahabat dengan sahabat lain sampai kepada Rosulullah SAW, sampai pelajaran kepada Alloh Jalla Jalalluhu.

Barang siapa yang tidak ada hubungan silsilahnya dengan Nabi SAW, dianggap terputus kelimpahan cahaya dan tidak menjadi waris dari Rosululloh SAW. Orang yang dmemikian itu tidak diambil bai’at dan tidak diberi Ijazah ; karena thoriqot atau jalan kepada Tuhan itu dzohir bathin. Yang dzohir itu ialah Syari’at dan yang bathin ialah Hakikat.

Syariat itu terkait dengan hakikat dan hakikat itu terikat dengan Syariat. Tiap-tiap yang tidak dikuatkan dengan hakikat tidak diterima. Dan tiap-tiap hakikat yang tidak dibuktikan dengan Syariat pun tidak diterima pula.

Syariat itu mempersembahkan ibadah kepada Tuhan dan hakikat itu memperoleh musyahadah daripada-Nya. 

Ahli dzohir adalah ahli syariat dan ahli bathin adalah ahli hakikat. Jika terpilih kedua-duanya merupakan hakikat yang sebenarnya.

Sabda Nabi SAW :

“ Syari’at itu ucapan, Thoriqot itu perbuatan, hakikat itu keadaan dan Ma’rifat itu modal pokok ”(Jami’ul Usul 53).

Maka ketahuilah bahwa Alloh SWT menjadikan bagi hambanya sebab-sebab banyaknya jiwa manusia yang semuanya itu berhubungan dengan dia, Tuhan yang bersifat Robbaniyyah.

Hubungan itu dapat dicapai dengan talqin dan ta’lim daripada Syekh yang sudah mempunyai ijazah yang sah yang menjadi dasar atau sannad sampai yang mempunyai Thoriqot pertama yaitu Junjungan Kita Nabi Muhammad SAW.

Maka oleh karena itu ajaran dzikir tidak akan memberi faedah yang sempurna melainkan dengan talqin.

Telah berkata penghulu kita Tuan Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani yang telah disucikan Alloh sirnya.

“ Ketahuilah wahai anak-anaku, mudah-,udahan Tuhan men-taufiq-kan kami dan engkau tetap menjalankan syari’at dan memelihara batas-batasnya. Ketahuilah wahai anak-anakku, bahwa Thoriqot kami ini didasarkan atas kitab dan sunnah, dan bahwa dasar-dasar Thoriqot ada lima :

  1. Tinggi cita-cita ;
  2. Memelihara kehormatan ;
  3. Memperbaiki khidmat ;
  4. Melaksanakan cita-cita ;
  5. Membesarkan nikmat ;

Barang siapa yang tinggi cita-citanya, menjadi tinggilah martabatnya.

Barang siapa yang memelihara kehormatan Alloh, Alloh akan memelihara kehormatannya.

Barang siapa memperbaiki khidmat, kepadanya wajib memperoleh rahmat.

Barang siapa yang mengusahakan berusaha mencapai tujuannya, selalu memperoleh hidayah.

Barang siapa yang membersarkan nikmat Alloh berarti bersyukur kepadaNYa. Barang siapa bersyukur kepadaNya akan memperoleh tambahan nikmat yang dijanjikan Alloh itu.

Maka berkatalah Syekh Sya’rani r.a. Jauhkanlah dirimu menyebut “ thoriqot “ jika engkau tidak menjalankan isi kitab dan sunnah,karena hal yang demikian itu kufur. Semua Thoriqot Sufi itu mengenai akhlak Nabi Muhammad SAW dan perjalannya serta Sunnah Tuhan.

Kemudian ketahuilah pula, bahwa riyadhoh dan latihan tidak akan memberikan faedah, bahwa tidak akan mendekatkan dirimu kepada Alloh selama perbuatanmu tidak sesuai dengan Syari’at dan sejalan dengan Sunnah.

Dan dalam pada itu berkatalah Syekh Junaid Al Baghdadi r.a. yang suci sirnya :

 “ Semua Thoriqot itu tersumbat kepada mahluk, kecuali kepada mereka yang mengikuti jejak Rosululloh SAW “.

Nabi pun berkata :

“ Aku tinggalkan padamu dua perkara yang merupakan pedoman agar kamu tidak sesat yaitu : Kitabulloh dan Sunnahku “.

Dalam Hadis disebutkan :

“ Ulama itu adalah ahli waris Nabi-nabi “.

Dan Nabi berkata pula :

“ Hendaknya engkau selalu beserta Alloh dan jika engkau tidak beserta Alloh, hendaklah engkau beserta orang yang beserta Alloh agar engkau disampaikan KepadaNya “.

Maka ujar Nabi pula :

“ Sahabat-sahabat itu seperti bintang. Yang manapun engkau ikut, engkau pasti mendapat petunjuk “.

Pada tempat yang lainnya, Rosululloh SAW bersabda :

“ Berbahagialah mereka yang melihat daku dan ingat kepadaku. Berbahagialah mereka yang meilhat dan yang percaya kepadaku. Dan berbahagialah semua hubaya-hubaya, baiklah jalan pulang baginya “.

Syeikh Abdullah As-Salmi r.a. yang murni sirnya telah berkata :

“ Ucapan Rosululloh tentang kebahagiaan orang yang melihatnya itu berarti berkah dan berarti musyahadah, sebagaimana musyahadah mereka para sahabat “.

Demikian dari zaman ke zaman, pindah berpindah sampai kepada ahli-ahli hikmah dan wali-wali Alloh dalam segala zaman, semua memperolah bekas pandangan yang penuh hikmah dan penuh musyahadah, semua berasal dari Junjungan kita Nabi Muhammad SAW sampai kepada sahabatnya dalam segala perbedaan zaman, semua satu corak, semua satu keadaan, dan dengan demikian berjalanlah bekas-bekas pandangan ini dari guru kepada murid-murid sampai akhir masa, karena sandaran atau isnad sama dengan isnad hukum dan silsilah sama dengan pelaksanaan guru-guru ilmu ketuhanan itu merupakan pancaran cahaya, merupakan seluruh hikmat daripada lautan Muhammad dan pandangan rahasia malaikat yang suci pandangan kenyataan Tuhan, yang merupakan tangga murid-murid , jenjang orang-orang salik, yang ingin mendaki ke tingkat alam malaikat , ke alam jabarut, kedalam alam lahut, sambung meyambung dengan arwah dari Syekh-syekh yang masih hidup kepada Rosulullloh SAW dan kepada ke Hadirat Alloh SWT. Peningkatan silsilah ini menghamburkan berbagai rahasia tajaliyat dan berkat yang ditunjukan dengan tawajjuh kepada-Nya dengan niat yang bulat dan kehendak yang satu tunggal untuk menyampaikannya.

Maka guru-guru atau Syekh itulah yang merupakan Thoreqat atau jalan kepada Alloh, petunjuk liku-liku dari pada jalan itu. Merkea merupakan pintu terakhir yang akan membawa muridnya masuk menempuh jalan mencapai Tuhan.

Oleh karena itu, tiap murid memerlukan Syekh. Tiap orang yang tidak ingin sesat, memerlukan petunjuk jalan yang benar. Terkecuali mereka yang sudah memperoleh berita dan berlian kata-kata, mereka yang di pilih Alloh menjadi hamba yang utama. Kepadanya dianugrahkan pendidikan. Kepadanya di diberi ilham untuk menghindarkan diri dari syetan dan pengaruh hawa nafsu, seperti Nabi IbrahimNabi kita Muhammad SAW dan Uwais Al Qorni dari Golongan Aulia-aulia, serta Wali Alloh yang telah dikarunia Tuhan dengan rahmatnya.

Tidak dapat dimungkiri bahwa Nabi kitalah yang merupakan puncak kemenangan, puncak kekayaan, puncak keselamatan dan keindahan.

Semua diambil dari sahabat , kemudian oleh Tabiin, kemudian oleh Tabi’it Tabiin, abad demi abad, masa demi masa. Selalu ada wali-wali Tuhan, Aulia dan Shodiqin serta Abdal. Antara murid dan gurunya, seperti Hasan Al-Basri r.a. dengan muridnya Utbah Al Ghulan r.a. sebagaimana tidak lepas antara Siri As Saqati r.a dan budaknya dan anak-saudaranya Abul Qosim Al Junaedi Al-Baghdadi r.a. dan lain-lain yang jika kita bentangkan , tidak akan ada habis-habisnya. Jika kita rentangkan, tidak akan ada ujungnya.    

Semua berguru dan salin-menyalin ilmunya. Tidak ada Nabi melainkan ada baginya Sahabat yang mengambil daripadanya petunjuk yang menyalin ajarannya dan mengikuti perjalanannya, serta memperoleh petunjuk daripada kelimpahan ilmunya.

Pengikut ini kemudian berdiri pada tempat yang menyambung meneruskan butir-butir pendirian yang telah diperoleh daripada gurunya.

Demikianlah Tuhan berfirman dengan tempat berputus-putus dalam Kitab Suci seperti Firman Alloh :

“ Adapun walimu ialah Alloh dan rosulnya dan orang-orang yang beriman yang mendirikan sholat dan membayar zakat, yang ruku dan sujud. Barang siapa yang berwali kepada Alloh dan Rosulnya dan kepada orang yang beriman, ketahuilah bahwa tentang Alloh itu adalah tentang yang selalu menang “. ( QS.Al-Maidah : 55-56 )

Selanjutnya firman Alloh dalam Al-Quran :

“ Bukanlah harta bendamu dan bukan pula anak pinakmu yang akan mendekatkan engkau dengan Aku, tetapi mereka yang beriman, mereka yang beramal sholeh. Merkalah yang beroleh ganjaran yang berlipat ganda daripada amalnya. Merekalah yang sesungguhnya beriman dan percaya ” . ( QS.As-Saba : 37 )

Dari abu Hurairah r.a. diceritakan bahwa Rosululloh SAW bersabda :

“ Tuhan kami heran melihat ada segolongan yang dihalaukan ke syurga dengan berantai-ratai ( silsilah ) “.

Maka berkatalah Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani q.s.a :

“ Pertama wajib atas manusia berusaha menghidupkan hati untuk akhirat dari ahli talqin di dunia, sebelum habis waktu karena dunia itu kebun akhirat. Barang siapa tidak menanam dalam kebun itu, ia tidak akan mengetam hasilnya nanti di akhirat ”.

Nabi SAW berkata pula :

“ Pulanglah kamu kepada keluargamu, berikanlah kepada mereka pelajaran “.

Ketahuilah bahwa talqin itu bagi ahli dunia harus mengambil dari orang-orang yang berilmu,yang mulia dan berusaha, sesuai dengan kehidupan salaf dan mujtahid-mujtahid dalam dunia Thoriqot yang berjalan secara suluk dan pendidikan, sebelum meninggalkan dunia merkea menempuh Thoriqot secara mengambil berkah.

Orang menanamkan talqin dzikir bagi setengah orang-orang kaya, orang-orang yang berusaha, karyawan,orang laut ( nelayan ), saudagar-saudagar, gembala-gembala dan yang sejenis dengan itu, semuanya mengambil Thoriqot secara tabaruk, untuk menghilangkan kelupaan hati kepada Tuhan, untuk mengharapkan terlepas daripada bala kuat dan daya segala gangguan kejahatan dan dendam kesumat, sehingga demikian mereka insaf kembali khusyu dan kembali pulang kampung yang abadi , meninggalkan daerah yang penuh dengan dosa.

Mereka meningkat setingkat kepada taubat

Syekh-syekh berusaha untuk menghilangkan kepada mereka jiwa yang jahat ( yang dapat memutuskan mereka daripada kebajikan dan dari harapan-harapan baik ) dan menghilangkan segala kesalahan yang menjadi dosa, agar dapat kembali kepada amal perbuatan yang baik.

Syekh-syekh itu berusaha dengan segala siasat kecerdikannya dan menasehatkan kepada murid-muridnya dengan kebijaksanaan.

Seumpama ada guru yang berkata kepada murid-muridnya, pertama-tama mendahulukan perintah kepadanya. Tinggalkan dan jauhilah olehmu tindakan-tindakan dari segala sesuatu yang membawa kedzoliman. Betulkan olehmu dan segeralah bertaubat dengan sebaik-baiknya. Apabila tidak demikian maka aku tidak akan memberikan talqin dzikir terhadap dirimu dan tidak akan memberikan petunjuk kepadamu. Kemungkinan murid itu akan lari meninggalkannya dan kadang-kadang putus harapan.

Ia semua adalah kebijaksanaan petunjuk-petunjuk yang diwarisi daripada perbuatan Rosululloh SAW. Yang pernah dilakukan terhadap bangsawan-bangsawan, orang-orang besar dan raja-raja.

Berkatalah Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani q.s.a :

“ Apabila datang kepadamu seorang fakir, maka jangan kamu mulai dengan dia pembicaraan ilmu pengetahuan, tetapi harus mendahulukan kesayangan padanya, karena ilmu pengetahuan itu akan membuat dia takut dan sikapmu yang lunak dan lembut akan membuat dia jinak bergaul denganmu “.

Maka firman Alloh SWT :

“ Serulah manusia-manusia itu kepada jalan Alloh dengan kebijaksanaan dan cerita yang baik “ .( QS.An-Nahl : 12 )

Firman Alloh SWT :

“ Maka dengan rahmat Alloh menjadi lunaklah hatimu terhadap mereka, wahai Muhammad. Jika sekiranya engkau, seorang yang jahat budi pekertinya, berhati kasar, niscaya larilah mereka itu bercerai-berai daripadamu. Oleh sebab itu maafkanlah dosa mereka mengenai segala urusan, maka apabila engkau telah mempunyai cita-cita yang tetap, berserah dirilah engkau kepada Alloh. Alloh mengasihani orang-orang yang menyerahkan diri kepadaNYa “. ( QS Ali Imran : 159 )

Akhirnya kami panjatkan bagi Alloh segala puji dan tiada limpahan taufiq melainkan dari padaNya Alloh SWT.

Kitab yang bernama “ MIFTAHUS SHUDUR ” ini yang artinya “ Kunci Pembuka Dada “ dalam menyatakan uraian DZIKIR kepada Alloh yang bersifat rahman dan pengampun, yang dikumpulkan dari ucapan-ucapan ulama-ulama besar ahli Tashowwuf dan Thoriqot.

Semoga Alloh mengampuni kepadanya dan semoga Alloh memberi manfa’at kepada kita bersama dengan berkatnya, rahasia-Nya dan ilmu-ilmu-Nya.

Amiin

Wabillahit taufiq wal hidayah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

QOLBU AL-QUR'AN

Mari Kita Baca dan Menghayati maknanya Serta Fadhilah dari qolbu al-qur'an Bismillahir rahmaanir rahiim. 1. Maaliki yaumiddiin.Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’iinu. 2. Shummun bukmun ‘umyun fahum laa yarji’uuna. 3. Qul in kuntum tuhibbuunallaha fattabi’uunii yuhbibkumullahu wa yaghfir lakum dzunuubakum wallahu ghofuurur-rohiim. 4. Man yuthi-‘ir rasuula faqod athoo’allaha wa man tawalla famaa arsalnaaka ‘alaihim hafiidhoon. 5. A’lamuu annallaha syadiidul iqoobi wa annallaha ghofurur rohiim. 6. Laa tudrikuhul abshooru wahuwa yudrikul abshoroo wahuwal lathiiful khobiiru. 7. Qoolaa robbanaa dholamnaa anfusanaa wa inlam taghfirlanaa watarhamnaa lanakuu nanna minal khosiriina. 8. Falam taqtuluuhum walakinnallaha qotalahum wamaa romayta idz romayta walakinnallaha romaa, waliyubliyal mukminiina minhu balaa-an hasanaan, innallaha samii’un ‘aliim. 9. Qullan yushiibanaa illa maa kataballahu lanaa huwa maulanaa, wa ‘alallahi falyatawakkalil mukminuuna. 10. Wa in yamsaskallah

ISMUL ADHOM / ISMUDZAT

ISMUL ADHOM/ISMU DZAT Yaitu dzikir khofi yang di ajarkan oleh para guru Thoriqot K.H. Sirajd Cangkorah Batujajar K.H. Yayat Ruhiyat Ti Bapak Atang Almarhum, sepuhna Bapak Asep Dahyar, Sampora Indah Yaitu asma Alloh yang di pakai berdo’a dan suka di kabulkan,  ssma Alloh yang mana yang di sebut Ismul Adhom itu ? Jawabnya menurut beberapa ulama yaitu Lapad Alloh yang di sebut ISMULDZAT ysitu nama dzat yang agung. Yang di muat dalam Al-Quran sebanyak 2360 tempat. Etika Sebelum Mengamalkan dzikir Ismudzat; 1. Bismillahirrohmanirrohiim.                   1x 2. Hasbiyalohu ilahua Laillaha illa huwa, ‘alaihi tawwakaltu wahuwa robbil’arsyilvadhiim  11x 3. Waqafabilaha waliyya wakafa bilahi nasyiroo.       11x 4. Nasyurro minnalloha wapanuha qorib wabasyirril mu’minina.  11x 5. Latudriquhul absyoru wahuwa yudrikuhul absorro wahuwa latifullhobiiru.  11x 6. Alloh alloh.            4356 x.  Atau  5000  Atau 11000 x untuk dzikir latif Alhamdulilah.

Buku Kitab Miftahus Shudur, Abah Anom(KHA. SHOHIBULWAFA TAJULARIFIN)

FASAL 1 INTI NAFI DAN ISBAT Dzikir  Nafi  dan  Isbat  ,dengan lain perkataan kalimat dzikir yang tidak mengakui semua Tuhan Tuhan dan menetapkan kepada ALLOH yg satu tunggal, adalah dzikir yang paling besar manfaatnya dan paling sangat berbekas bagi manusia ,yaitu kalimat : LAA ILAAHA ILALLOH , artinya tiada Tuhan selain Alloh. Tuhan berkata dalam firmanNYA : ”  Ketahuilah tentang Tuhan itu ,bahwa tidak ada Tuhan melainkan A lloh   ” Nabi Muhammad SAW bersabda : ”   Yang paling utama apa yang aku ucapkan dan apa yang di ucapkan oleh Nabi - Nabi sebelumku, yaitu : ” LAA ILA A HA ILLALLOH ” Kemudian  Nabi  berkata pula dalam hadist : ” Barangsiapa yang  mengucapkan LAA ILA A HA ILLALLOH dengan ikhlas pasti masuk syurga ” Dalam hadist lain Junjungan kita juga bersabda : ” Bagi mereka  yang mengucapkan LAA ILA A HA ILLALLOH tidak usah takut akan kejahatan dalam kubur dan kejahatan pada waktu berkumpul di Padang Makhsyar.” Kemudian  Rosululloh SAW  bersabda pula : ” Jika ada seseorang yang