Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2019

Usia, Dosa dan Amal Shaleh

Fudhail bin Iyadh merupakan salah seorang sufi yang hidup semasa dengan Khalifah Harun al-Rasyid.  Suatu hari, ia berjumpa seorang kakek tua yang sedang bersandar di tongkatnya. Fudhail bertanya, “Berapa usia tuan?”  Sang kakek menjawab, “Enam puluh tahun.” Fudhail bertanya lagi, “Apakah usia 60 tahun tuan gunakan untuk  ketaatan kepada Allah? Tuan hampir sampai,” (menemui ajal),” ujarnya. Mendengar hal itu, sang kakek itu menangis tersedu-sedu. Ia berkata, “Aku galau. Umurku terbuang percuma. Aku banyak melakukan dosa. Aku pun tak tahu, apa yang akan Allah perbuat untukku.” Mendengar ungkapan tulus itu, Fudhail menawarkan solusi. “Mau aku beri tahu jalan keluarnya? Pergunakan waktu tersisa untuk kebaikan, niscaya Allah SWT mengampuni kesalahan yang telah lalu,” kata Fudhail. Dialog ini sangat inspiratif dan mendorong kita untuk merenung. Paling tidak ada tiga hal penting dalam hidup ini, yaitu usia, dosa, dan amal saleh sebagai bekal atau persiapan menyongsong kematian (al-isti`dad li

KEWAJIBAN MENYEBUT SANNAD THORIQOT

Ketahuilah bahwa barang yag tidak mengenal ayah dan nenek moyangnya dalam Thoreqat, ia ditolak tidak diakui. Perkataan merupakan suatu keterangan yang tidak diterima, bahkan ia dianggap bukan keturunan ayahnya, sehingga ia termasuk kdalam sabda Rosululloh SAW : “ Dilaknat oleh Alloh barang siapa yang berketurunan tidak dari ayahnya” Berkata  syekh sya’rani r.a  dalam kitab  Al-Anwarul Qudsiyah “ Telah Sepakat Ulama-ulama Thor iqo t tentang wajibnya mengambil seorang manusia menjadi syekhnya yang memberi petunjuk kepadanya meng e nai usaha menghilangkan segala sifat-sifat yang mencegah dia dekat kepada Tuhannya dengan hatinya agar syah sh o latnya. Perkara ini termasuk dalam pokok aturan hukum “ Sesuatu yang tidak sempurna wajib melainkan dengan dia, maka sesuatu itu wajib hukumnya ”. Sesuatu perkara yang tidak ragu-ragu bahwa mengobati penyakit bathin itu wajib hukumnya, sebagaimana yang tersebut keterangnya dalam banyak hadist dan firman Tuhan, diantaranya seperti tersebut di bawah in

DZIKIR JAHAR

sumber ;Buku Miftahusudur, Fasal 2 Cara melakukan  dzikir jahar  (dzikir dengan suara yang keras)  ialah bahwa orang yang berdzikir itu memulai dengan ucapan LAA dibawah pusar dan diangkatnya sampai ke otak dalam kepala, sesudah itu di ucapkan ILAAHA dari otak dengan menurunkannya perlahan lahan ke bahu kanan. Lalu memulai lagi mengucapkan IL L ALLOH dari bahu kanan dengan menurunkan kepala kepada pangkal dada di sebelah kiri dan berkesudahan pada hati sanubari di bawah tulang rusuk lambung dengan menghembuskan lafadz nama  Alloh  sekuat mungkin sehingga terasa geraknya pada seluruh tubuh seakan akan pada seluruh badan amal yang rusak itu terbakar dan memancarkan Nur Tuhan. Getaran itu meliputi seluruh bidang latifah sehingga dengan demikian tercapai makna tahlil yang artinya : ”tidak ada yang di maksud melainkan  alloh  ”. Kalimat Nafi melenyapkan seluruh wujud sesuatu sesuatu yang baru dari pada pandangan dan ibarat, lalu berubah menjadi pandangan fana dan kalimat Isbat di tegakkanla

INTI NAFI DAN ISBAT

Sumber : Buku Miftahussudur, Fasal I Dzikir  Nafi  dan  Isbat  ,dengan lain perkataan kalimat dzikir yg tidak mengakui semua Tuhan Tuhan dan menetapkan kepada ALLOH yg satu tunggal, adalah dzikir yang paling besar manfaatnya dan paling sangat berbekas bagi manusia ,yaitu kalimat : LAA ILAAHA ILALLOH , artinya tiada Tuhan selain Alloh. Tuhan berkata dalam firmanNYA : ”  Ketahuilah tentang Tuhan itu ,bahwa tidak ada Tuhan melainkan A lloh   ” Nabi Muhammad SAW bersabda : ”   Yang paling utama apa yang aku ucapkan dan apa yang di ucapkan oleh Nabi - Nabi sebelumku, yaitu : ” LAA ILA A HA ILLALLOH ” Kemudian  Nabi  berkata pula dalam hadist : ” Barangsiapa yang  mengucapkan LAA ILA A HA ILLALLOH dengan ikhlas pasti masuk syurga ” Dalam hadist lain Junjungan kita juga bersabda : ” Bagi mereka  yang mengucapkan LAA ILA A HA ILLALLOH tidak usah takut akan kejahatan dalam kubur dan kejahatan pada waktu berkumpul di Padang Makhsyar.” Kemudian  Rosululloh SAW  bersabda pula : ” Jika ada seseoran

SILSILAH 25 NABI

1. ADAM AS. Nama: Adam As. Usia: 930 tahun. Periode sejarah: 5872-4942 SM. Tempat turunnya di bumi: India, ada yang berpendapat di Jazirah Arab. Jumlah keturunannya: 40 laki-laki dan perempuan. Tempat wafat: India, ada yang berpendapat di Mekkah. Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 25 kali. 2. IDRIS AS. Nama: Idris/Akhnukh bin Yarid, nama Ibunya Asyut. Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As.  Usia: 345 tahun di bumi.  Periode sejarah: 4533-4188 SM.  Tempat diutus: Irak Kuno (Babylon, Babilonia) dan Mesir (Memphis).  Tempat wafat: Allah mengangkatnya ke langit dan ke surga.  Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 2 kali. 3. NUH AS.  Nama: Nuh/Yasykur/Abdul Ghaffar bin Lamak.  Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. Usia: 950 tahun.  Periode sejarah: 3993-3043 SM.  Tempat diutus (lokasi): Selatan Irak.  Jumlah keturunannya: 4 putra (Sam, Ham, Yafits dan Kan’an).  Tempat wafat